Meski bukan Fishing king, bukan juga ikan mahal, tapi ikan air tawar Kalimantan ini unik dan sedap disantap
Ikan patung (pristolepis fasciata) alias ikan Malayan leaffish ikan air tawar Borneo dan Sumatera |
Ikan patung atau ikan ketoprak (Pristolepis fasciata) atau disebut juga empatung, sepatung adalah jenis ikan air tawar anggota kerabat ikan nandidae yang endemik di pulau Borneo (Kalimantan, Sarawak, Sabah dan Brunei Darusallam) serta pulau Sumatera. Mungkin fishing kings tidak tertarik memancing ikan ini, tetapi bagi para pengguna plat fishing atau pelaku fishing adventure boleh mencoba memancing ikan ini di sungai-sungai terpencil di Kalimantan.
Nama genusnya Catopra
Bleeker peluang pinjam nama ikan ini dalam aksen Betawi: katoprak atau
ketoprak. Di sejumlah wilayah, ada juga yang mengatakan ikan kepor atau ikan
tempe. Berikut beberapa nama lain ikan patung yang dikenal di nusantara:
- Ikan sepatung, ikan kepoh, ikan kepo, ikan tempirak labu (Sumatera Selatan),
- Ikan beterung, ikan selincah (Jambi), ikan katung (Riau),
- Ikan sepatong, ikan patung, ikan patong, kepar, kepor, tempeh (Kalimantan).
- Nama nasionalnya ikan sepatung dan nama internasionalnya Indonesian leaffish.
Foto Contoh Plat analisis menurut G.H. Ford, 1863 |
Morfopologi dan Habiatat Ikan Patung
Ikan patung bukan jenis Fishdeeper,
dan secara ekonomis tidak digolongkan sebagai ikan mahal. Tampilan secara fisik, ikan ini ukurannya
kecil sampai sedang saja. Panjang standard (SL, standar length) sampai
sekitaran 210 mm. Tinggi badan 2 kalinya sesuai dengan panjang standar;
sementara panjang kepalanya 2,6 kalinya sesuai dengan panjang standard. Profile
atas kepalanya menaik dan lempeng dari moncong sampai dekati punggung, cukup
lekuk di mengenai mata, lalu meliuk sampai awalnya sirip dorsal.
Tetapi anda harus benar-benar teliti, sebab sepintas ada
jenis ikan patung motif sisiknya agak mirip ikan oscar batik, atau munkin
lebih kayak ikan sepat, sementara
tubuhnya pipih namun ia bukan ikan sebelah lo ya!
Sirip dorsal (punggung) dengan XII-XIV jari-jari keras
(duri) dan 14-16 jari-jari lunak; sirip anal (dubur) III, 8-9. Gurat segi yang
pertama terputus pada kurang lebih sejajar akhir sirip dorsal, diteruskan
berlalu dua sisik di bawahnya sampai ke tangkai ekor dan awalnya sirip ekor;
banyaknya 20-22 + 9-12. Gurat segi dipisahkan oleh 4½ sisik dari duri sirip
dorsal yang sedang. Sirip pektoral (dada) kurang lebih sejauh jarak di antara
nostril (lubang hidung) yang belakang sampai ujung belakang operkulum (tutup
insang). Sirip ventral (perut) lebih pendek, tapi capai lubang dubur (anus).
Badan warna kelabu zaitun disebelah punggung, lebih jelas ke samping bawah. Segi samping dengan lebih kurang 10 belang warna gelap yang cukup kabur, terlihat lebih terang pada ikan yang muda.
Pesebaran ikan patung
Ikan patung dapat ditemukan dan tersebar luas mulai dari Burma, Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Ada juga catatan dari Kerala di India Selatan, tapi ini diprediksi dari tipe lainnya. Di Asia Tenggara, ikan ini khususnya hidup di sungai-sungai Mekong dan Chao Phraya, terdaftar dari Sungai Maeklong.
Catatan dan sampel contoh didapat dari Taluk, Bengkulu,
Lahat, Palembang, Teluk Betung; Singkawang, Monterado, Bengkayang, Pemangkat,
Mandor, Sintang, Danau Seriang, Sungai Kapuas, Sungai Seberuang, Sungai
Kenepai, Banjarmasin, Kutai, dan sebagainya.
Mengenai ikan patung dapat dibaca pada hasil berikut peneliti Muslimin yang berjudul: Type Ekosistem Lokasi Penangkapan Ikan Sepatung (PristolepisGrootii)
Ikan patung menyenangi air yang tenang atau yang agak tergenang, pada sungai-sungai sedang sampai besar, dan pada lapangan-lapangan yang mengalami banjir, termasuk di rawa-rawa, danau, dan kolam.
Ikan patung juga kerap dijumpai pada beberapa bagian sungai yang
bervegetasi, karena ikan patung adalah pemakan alga, tetumbuhan darat yang tergenang
air, buah, biji-bijian; termasuk serangga akuatik dan krustasea.
Ikan hias dan ikan konsumsi dari Borneo
Meskipun kerab dijadikan ikan hias, namun hara ikan patung
atau ikan empatung tidak semahal ikan arwana super red, atau ikan Ikan Channa Borneo.
Demikian juga sebagai ikan konsumsi, ikan patung juga tak semahal ikan semah
yang bisa mencapai jutaan rupiah.
Namun sejak dahulu kala, penduduk nusantara menangkap ikan patung untuk dikonsumsi. Meski pun bukan jenis ikan yang berukuran besar, tetapi di kalangan Dayak di Kalimantan Barat, kepala ikan patung digolongkan ikan yang kepala ikan yang sangat lezat. Demikian juga telornya. Selain dikonsumsi sebagai ikan segar, ikan patung juga kerap dibuat menjadi ikan asin. Di luar negeri, ikan patung kerab dipiara sebagai ikan hias pengisi akuarium.
Ikan sejenis ikan patung
Ikan patung (Pristolepis grooti) alias sepatung benar-benar
serupa dengan P. fasciata, dengan sedikit perbedaan penampakan. Salah satunya
sekitar 3½ deret (fasciata: 4½ deret) sisik pisahkan duri-duri tengah sirip
dorsal dengan jejeran sisik gurat sisi; dan sirip ventral yang tidak capai
(fasciata: capai) lubang dubur. Ketidaksamaan yang lain ialah pada pewarnaan,
dan pada profile atas kepala ke arah tengkuknya yang lebih mencembung
(fasciata: condong lempeng). Nama ikan ketoprak yang sering disematkan pada
ikan patung sebenarnya digunakan untuk kapar (Belontia hasseltii).
Muslim Muslim, salah seorang peneliti dari Program Studi
Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas
Sriwijaya, Palembang membagi ikan patung ini kedalam 5 jenis.
Ia membedakan 5 jenis ikan ikan patung tersebut berdasarkan ciri
fenotif yang berbeda (warna tubuh, jumlah jari-jari pada sirip punggung, ekor,
dan anal). Habitat ikan patung yang ditelitinya adalah di sungai utama, anak sungai,
rawa banjiran, dan rawa gambut di dasar perairan berlumpur, berpasir, bergambut.
Beberapa jenis varian ikan patung atau ikan sepatung lainnya adalah yang dikenal di dunia:
- Pristolepis fasciata (Bleeker, 1851) (Malayan leaffish)
- Pristolepis grootii (Bleeker, 1852) (Indonesian leaffish)
- Pristolepis malabarica (Günther, 1864)
- Pristolepis marginata Jerdon, 1849 (Malabar leaffish)
- Pristolepis pentacantha Plamoottil, 2014
- Pristolepis rubripinnis Britz, Krishna Kumar & F. Baby, 2012
Selengkapnya mengenai fariasi dan Warna Ikan Sepatung, silakan baca di artikel ini: Macam Warna, Morfologi Dan Watakisitk KomunitasLokasi Penangkapan Ikan Sepatung (Pristolepis)
Pustaka ikan Kalimantan juga ada di bacaan berikut:
- Bleeker, P. 1851. Kontributor ke-3 untuk pengetahuan fauna ichthyological Kalimantan, dengan deskripsi beberapa spesies baru ikan air tawar. Majalah Fisika Hindia Belanda / diedarkan oleh Natuurkundige Vereeniging di Hindia Belanda. Sisi II : 65 (57-70). Batavia: Lange dan Co, 1851.
- Weber, M. dan LF de Beaufort. 1936. Ikan-ikan Kepulauan Indo-Australia VII : 479-80. EJ Brill. Leiden.
- Daftar Merah IUCN: Pristolepis fasciata
- Pangkalan Ikan: Pristolepis fasciata